Rasulan atau bersih dusun di desa Beji adalah salah satu tradisi yang sampai saat ini masih berjalan dengan baik, bertujuan untuk mengucap syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, mulai dari keselamatan, kesehatan, rezeki dan hasil panen masyarakat sekitar desa Beji. Pelaksanaan tradisi Rasulan ini selalu dilakukan setelah tradisi Sadranan desa Beji atau yang sering disebut warga sekitar dengan sebutan Sadranan Gununggambar dan Wonosadi dilaksanakan. Tradisi Rasulan tidak boleh dilakukan sebelum tradisi Sadranan berlangsung. Dalam pelaksanaan tradisi Rasulan ini terdapat beberapa keunikan, setiap dusun mempunyai cara yang berbeda-beda untuk melakukan ritual Rasulan tersebut. Berikut tradisi Rasulan di setiap dusun di desa Beji:
1. Dusun Tegalrejo
Rasulan di dusun Tegalrejo biasanya jatuh pada hari Kamis Pahing, sepanjang tidak was dan ringkel hari tersebut sudah dipilih sejak zaman nenek moyang dikarenakan hari tersebut adalah hari baik bagi warga dusun Tegalrejo. Tirakatan dilakukan semalam suntuk sebelum tradisi rasulan dilaksanakan, kegiatan saat tirakatan biasanya ada doa bersama oleh seluruh warga dusun Tegalrejo, dan mocopat. Hiburan wajib tidak ada, karena terdapat berbagai agama di dusun Tegalrejo, tokoh masyarakat mengemas dusun dengan landasan azas persatuan dan kesatuan. Dengan adanya berbagai agama tersebut terjadi persatuan dan kesatuan, Selalu guyub rukun di balai dusun.
Rasulan di dusun Tegalrejo diartikan bahwa setelah orang Jawa bertanam padi, dengan diberi anugerah panen yang melimpah oleh Tuhan Yang Maha Esa maka dilakukan bersyukur bersama dengan makan nasi kenduri. Pada saat tradisi berlangsung biasanya ada yang mempunyai janji atau warga menyebutnya dengan ujar kepada Tuhan jika penyakitnya sembuh maka akan membawa ingkung ayam ke Sendhang tersebut, yang pada akhirnya dimakan bersama-sama dengan warga.
Rasulan dilakukan di Sendhang Tanjung yang bilamana mempunyai ujar biasanya sembuh karena mantapnya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya Rasulan juga dilaksanakan di sumur Ngledhok yang sampai saat ini dijadikan sumber air minum oleh warga sekitar. Di dusun Tegalrejo ada tradisi Sadranan di Sendhang, semua umat beragama kenduri bersama. Ruwahan bersama-sama ke balai dusun dengan melakukan kendurian. Satu hari sebelum tradisi Sadranan dilaksanakan, warga dusun Tegalrejo melakukan kegiatan bersih Sendhang, dan menyiapkan tempat untuk kenduri bersama, siang harinya dilakukan kenduri bersama yaitu setelah Sadranan di Gununggambar Wonosadi selesai.
2. Dusun Bendo
Rasulan di dusun Bendo dilaksanakan pada hari Senin Legi, hari tersebut sudah tidak bisa diubah dikarenakan sudah dipilih oleh nenek moyang yang jika diubah konon akan terjadi sebuah musibah kebakaran ataupun yang lainnya. Hal tersebut pernah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu dikarenakan mengganti hari untuk melaksanakan tradisi Rasulan. Rasulan di dusun Bendo dilakukan di sumur Ngelo dan Sendhang Kepil. Hiburan wajibnya adalah tayub/ledhek, hiburan tersebut juga tidak boleh diubah dengan alasan yang sama yaitu akan terjadi malapetaka jika memang diubah. Hiburan tersebut biasanya berlangsung selama sehari semalam.
Di dusun Bendo terdapat Pura yang kegiatannya sangat rutin dan padat dilaksanakan oleh para warga yang menganut agama Hindu. Pada saat satu Bulan dilakukan dua kegiatan rutin yaitu Purnam dan Tilam, untuk kegiatan lain tetap berjalan menurut kepercayaan umat Hindu yang ada di dusun Bendo.
3. Dusun Banaran
Rasulan di dusun Banaran jatuh pada hari Kamis Kliwon. Warga dusun Banaran melakukan tradisi Rasulan dengan mengadakan ritual kendurian di malam hari, setelah selesai kenduri pada jam 12 malam warga dusun Banaran membuang sarang di sumur Ngumbul, sumur Gayam, sendhang Ringin dan sumur Banaran, masing-masing 1 sarang.
Dusun Banaran juga melaksanakan tradisi Sadranan yaitu pada siang hari setelah Sadranan Gununggambar Wonosadi telah terlaksana. Dusun Banaran juga melaksanakan berbagai upacara yaitu Slametan pada tanggal 8 suro, pada tanggal 12 melaksanakan sedekahan muludan yang sering disebut dengan Maulid Nabi, dan pada tanggal 15 ruwah warga dusun Banaran melangsungkan upacara Ruwahan.
4. Dusun Bejono
Dusun Bejono melaksanakan tradisi Rasulan di sendhang Kyai Montro pada hari Kamis Kliwon. Beberapa waktu yang lalu Rasulan di dusun Bejono menampilkan hiburan Ledek/Tayub. Seiring perkembangan zaman, Rasulan di dusun Bejono tidak memakai hiburan hingga saat ini.
5. Dusun Grojogan
Dusun Grojogan melaksanakan Rasulan di Sendhang Ngumbul, Ringin, Sendhang Ngasem dan Sendhang Gayam. Rasulan dilaksanakan pada hari Senin Pahing. Saat Sadranan sebagian warga ada yang gabung ke dusun Banaran karena dusun Banaran dan dusun Grojogan masih ada keterkaitan. Pada saat pelaksanaan tradisi Rasulan ini, dusun Grojogan tidak memakai hiburan wajib seperti dusun lain.
6. Dusun Daguran Lor
Rasulan dusun Daguran Lor dilaksanakan di Sendhang pada hari Senin Pon, saat pelaksanaan Rasulan juga ditampilkan hiburan yang sifatnya wajib yaitu tayub/ledhek selama sehari semalam. Hal tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun, hari serta hiburan tidak dapat di ubah. Cerita dari tokoh masyarakat di dusun Daguran Lor jika tidak ada tayub/ledhek maka dusun tersebut akan terkena musibah seperti gagal panen dan terkena penyakit.
7. Dusun Daguran Kidul
Prosesi Rasulan di dusun Daguran Kidul sama persis dengan yang dilakukan dusun Daguran Lor, yaitu dilaksanakan di Sendhang pada hari Senin Pon, saat pelaksanaan Rasulan juga ditampilkan hiburan yang sifatnya wajib yaitu tayub/ledhek selama sehari semalam. Hal tersebut sudah menjadi tradisi turun-temurun, hari serta hiburan tidak dapat di ubah. Cerita dari tokoh masyarakatpun sama yaitu bahwa jika tidak ada tayub/ledhek maka dusun tersebut akan terkena musibah seperti gagal panen dan terkena penyakit.
8. Dusun Tungkluk
Dusun Tungkluk melangsungkan tradisi Rasulan biasanya jatuh pada hari Senin Pahing setelah tradisi Sadranan Wonosadi telah terlaksana. Masyarakat dusun Tungkluk melangsungkan prosesi rasulan dengan kenduri di Sendhang Jambu Abu.
9. Dusun Duren
Rasulan di dusun Duren di laksanakan di Balai Dusun pada hari Senin Legi atau Kamis Legi setelah tradisi Sadranan di desa Beji telah terlaksana, jika Sadranan jatuh pada senin legi maka setelah Sadranan di hari Kamis Legi warga dusun Duren melangsungkan tradisi Rasulan. Sebelum hari pelaksanaan tradisi Rasulan, seperti warga yang lain yaitu dilakukan prosesi dekeman atau Tirakatan. Dusun Duren memiliki hiburan wajib pada saat tradisi Rasulan berlangsung yaitu Wayang Kulit. Wayang kulit digelar satu malam suntuk yaitu setelah kendurian sore hari maka wayang digelar malam harinya.
10. Dusun Sidorejo
Dusun Sidorejo melaksanakan Rasulan di sumur Duren, tetapi hari pelaksanaan tidak menentu, biasanya ditetapkan oleh juru kunci dusun Sidorejo yang terpenting adalah hari tersebut termasuk hari baik.
Dusun Sidorejo juga melaksanakan Sadranan yang bersamaan dengan desa beji, warga masyarakat dusun Sidorejo melakukan sedekah yaitu dengan kendurian di sumur Duren. Selain Rasulan dan Sadranan, warga dusun Sidorejo juga masih melaksanakan tradisi Ruwahan, kenduri Bakdho Riyadi saat malam takbir Hari Raya Idul Fitri, dan Muludan yaitu pada saat Maulid Nabi.
11. Dusun Serut
Dusun Serut melangsungkan prosesi Rasulan dan Sadranan secara bersamaan pada hari yang telah ditentukan di Gununggambar dan Wonosadi. warga dusun Serut melakukan kendurian di Sendhang yaitu yang diberi nama sendhang Lor Omah (sebelah utara rumah) dan Sendhang Dul Ngomah (sebelah selatan rumah). Pada saat pelaksanaan tradisi Rasulan ini, dusun Serut tidak memakai hiburan wajib seperti dusun lain.
12. Dusun Beji
Sebelum melaksanakan tradisi Rasulan, warga dusun Beji melangsungkan prosesi dekeman atau tirakatan pada malam sebelum Rasulan. Setelah selesai tirakatan warga dusun Beji melaksanakan prosesi membuang sarang ke sumur Beji dan Sumur Nggumuk.
Dusun Beji melaksanakan tradisi Rasul dan nyadran secara bersamaan. Pada saat Sadranan dusun Beji hanya mengirim beberapa Sarang dan Sanggan ke Wonosadi yang diawali dengan berkumpul di balai Desa Beji. Tradisi rasulan ini dilaksanakan di sumur Beji dan sumur Nggumuk. Pada saat Rasulan, warga dusun Beji melakukan bersih Sendhang pada pagi harinya lalu dilanjutkan kendurian yang dimaksudkan kenduri Sadranan, setelah itu sore harinya dilaksanakan kenduri di balai dusun dimaksudkan untuk kenduri Rasulan.
13. Dusun Ngelo Lor
Dusun Ngelo Lor melaksanakan tradisi Rasulan pada hari Senin Pahing, menurut nenek moyang hari tersebut adalah hari baik, jika was ringkel dalam istilah Jawa biasanya diundur pada hari Kamis Pahing. Jika diganti hari lain konon akan terjadi malapetaka di dusun Ngelo Lor. Tradisi Rasulan ini dilaksanakan di Sumur Lo, nama tersebut dikarenakan di area sumur terdapat pohon Lo. Pada saat Sadranan, warga dusun Ngelo Lor tetap melaksanakan kendurian dan bersih-bersih sumur.
14. Dusun Ngelo Kidul
Dusun Ngelo Kidul melangsungkan tradisi Rasulan sama persis dengan dusun Ngelo Lor, waktu dan tempatnya juga sama yaitu pada hari Senin Pahing, yang sudah dipaparkan bahwa menurut nenek moyang hari tersebut adalah hari baik, jika was ringkel dalam istilah Jawa biasanya diundur pada hari Kamis Pahing. Jika diganti hari lain konon akan terjadi malapetaka di dusun Ngelo Kidul dan Ngelo Lor. Tradisi Rasulan ini dilaksanakan di Sumur Lo. Pada saat Sadranan, warga dusun Ngelo Kidul tetap melaksanakan kendurian dan bersih-bersih sumur.
No comments:
Post a Comment